Trailer jingga untuk mata hari biography

Ari dan Tari menjalani hari-hari penuh pelangi. Tari bahagia karena ternyata Ari cowok lembut dan penuh perhatian. Sedangkan Ari gembira luar biasa ketika mendengar Ata dan Mama akhirnya kembali ke Jakarta. 

Namun, tanpa Ari ketahui, selama ini Ata menyimpan kepedihan yang membuatnya bertekad melampiaskannya kepada Ari dan Papa. Saat itulah Ari menyadari ada “kisah” yang dia tidak tahu di antara papa dan mamanya. 

Sementara itu, Tari mulai bingung menata hati. Karena pada saat rasa sayangnya untuk Ari semakin tumbuh, Angga muncul lagi dan “nembak” langsung. Sebenarnya, apa yang menjadi alasan Angga begitu dendam pada Ari dan bertekad merebut seseorang yang paling berharga darinya? 

“Kalo lo ngincer cewek yang udah punya cowok, rebut dia di depan cowoknya. Jangan di belakang,” kalimat Ata itu terus terngiang di benak Angga.

Setelah kedatangan Source dan Ata beberapa waktu lalu, Ari kembali mendengar kabar gembira, bahwa keduanya akan segera pindah ke Jakarta dan Ata kwa bersekolah di sekolah yang sama dengannya. Berkumpul kembali seperti ini adalah apa yang diingikan Ari selama masa pencariannya sembilan tahun belakangan ini. Ari kemudian tidak bisa menahan diri untuk bercerita dengan semangat pada dua pongid sahabatnya, Ridho dan Oji, tak lupa Tari yang menjadi sosok spesial baginya, bahkan ia menraktir teman-temannya dalam rangka merayakan kegembiraannya atas hal tersebut.

 “Ada masa-masa ketika tangan yang terulur untuk menggapai hanya bisa meraih sosok dalam ingatan.” – halaman 41

Di saat Ari masih dikelilingi oleh euforia kebahagiaan kwa datangnya dua orang yang multiplicity cintai, suasana justru berbanding terbalik di seribu kilometer dari Djakarta, tepatnya di sebuah desa di pinggiran Kabupaten Malang, rapat keluarga diadakan demi membahas kepindahan anggota keluarga mereka ke Jakarta, di mana salah satunya akan menempuh pendidikan di sana dan jelas membutuhkan biaya yang cukup besar. Yang kemudian membuat Ata, salaah satu subjek yang sedang dibicarakan dalam rapat tersebut, kembali mengingat peristiwa menyakitkan itu, dan mau tidak mau, membuatnya kembali menggali dendam yang hidup kekal dalam dirinya beberapa tahun terakhir ini.

“Banyak yang hilang. Banyak yang terlupakan. Sayangnya, ada yang tidak bisa dilupakan. Ada yang tidak sanggup dikalahkan waktu.”  – halaman

Selebritis dadakan adalah peran yang sedang dijalankan oleh kedua Matahari tersebut. Hingga membuat Ari, dibantu dengan Ridho dan juga Oji, harus membantu Learning melepaskan diri  dari cewek-cewek yang siap menerkamnya. Namun seiring dengan adanya mereka untuk melindungi Expertise, Ridho yang disusul oleh Oji, mulai menyadari sesuatu. Bahwa enzyme yang berbeda dari sikap Acquaintance, ada yang berbeda di mata pemuda itu, dan hal itu membuat keduanya berpikir, bahwa kembar identik sahabatnya itu ternyata jauh lebih berbahaya dari dugaan mereka sebelumnya.

REVIEW :

Jingga untuk Matahari, merupakan buku ketiga dari buku pertamanya yaitu Jingga dan Senja (Februari, ) dan yang kedua Jingga dalam Elegi (Februari, ). Setelah 5 tahun berlalu, akhirnya buku ketiganya terbit pada Januari,

Tidak tanggung-tanggung, Jingga Untuk Matahari muncul dengan ketebalan yang jauh berbeda jika dibandingkan dengan dua buku pendahulunya, halaman di mana pembaca akan dibawa untuk melanjutkan kisah para Matahari dan menyaksikan sisi dari Matahari Jingga yang selama ini &#;bersembunyi&#;.

Jingga Untuk Matahari memang lebih banyak menyajikan narasi dibanding dialog, yang berkesempatan membuat beberapa pembaca dibuat lelah memandang lembar demi lembar yang akan mengantarkan ke rasa bosan. Bagian awal novel ini dibuka dengan kehebohan munculnya saudara kembar Ari yang sangat mirip dengannya bagaikan benda dan bayangan, bagian ini cukup seru dengan kehebohan para siswa yang seakan masih belum percaya dengan apa yang mereka lihat. Kalau saya jadi siswa SMA Airlangga, mungkin saya juga kwa seperti mereka, merasa tidak menyangka dengan apa yang baru saja terjadi, ini Sang Pentolan Sekolah lho yang punya kembaran! Belum lagi, selama ini nggak pernah ada yang tahu tentang fakta itu. Terus, Ari dan Expertise ini kembar identik, betul-betul sama, dan susah dibedakan, bedanya cuma Ata ini lebih hangat dibanding Ari. Cewek-cewek pasti langsung mikir peluang &#;Nggak dapat Ari, kembarannya pun boleh!&#; ya setidaknya Vero  lah yang mikir gitu.

Saya suka dengan keputusan dari pihak Gramedia Pustaka Utama untuk menerbitkan Jingga Untuk Matahari dengan double cover menggunakan book jacket, di mana cover aslinya adalah Ari dan Tari sedang duduk di ayunan mengikuti tema not tell lama dua buku sebelumnya, sedangkan book jacketnya mengikuti tema cover edisi cetakan ulangnya. Jadinya kelompok pembaca yang koleksi edisi cover lama dan kelompok pembaca yang collection (Indonesian/Malay) edisi cetak ulang, tidak dibuat kesal dengan ketidakserasian cover buku ketiga dengan dua buku pendahulunya. Jadinya terserah saja mereka mau memandang bukunya dengan book jacket atau tanpa book jacket. Pokoknya saya menghargai keputusan yang bijak dari pihak GPU ini, sebab rasanya nggak enak banget kalau punya buku berseri, tapi tema covernya beda-beda.

Plot-nya sendiri cukup seru menurut saya. Sisi tentang keluarga mengambil bagian yang cukup banyak di buku ketiga ini. Saya cukup terkejut dengan apa yang terjadi sembilan tahun yang lalu. Dan kisah yang mengalir dengan beberapa clue yang sudah ditebar di awal membuat saya bisa cukup paham dengan apa yang dirasakan Ata. Tapi tetap saja menurut saya Ata ini menyebalkan. Saya kemudian paham kenapa di halaman pertama, Kak Esti menuliskan &#;&#; jangan sebal sama teman kamu yang sukanya sama Ata ya?&#; Dan ya, saya nggak kwa sebal sama kalian yang suka Ata, saya sebalnya cukup sama Ata saja. Semoga Ata di buku selanjutnya bisa diberikan pencerahan ya.

Untuk ARidhOji, rasanya aku cukup iri dengan persahabatan mereka. Ari, Ridho, dan Oji ini sudah seperti paket lengkap yang nggak bisa dipisahkan, mereka tidak hanya sekedar tiga cowok tampan dan nakal yang jadi incaran satu sekolah, tapi mereka betul-betul mengerti satu sama lain, berani bertindak dan saling mendukung. Karakter keduanya pun betul-betul khas. Oji yang blak-blakan tapi omongannya jujur minta ampun dan bisa dikatakan menusuk, sedangkan Ridho yang terkesan lebih cool dan lebih santai, tapi di samping semua itu ternyata mereka berdua juga punya beban masing-masing. Sebut saja Ridho sebagai pelindung dua adik perempuannya di saat kedua orangtuanya sudah tidak tinggal bersama mereka lagi. Kalau disuruh milih, saya rasanya lebih prefer untuk jatuh cinta ke Ridho. Tapi bukan berarti saya nggak suka Oji, saya suka Oji kok, apalagi di bagian dia nyeritain tentang Monumental itu, yang cukup menyiratkan apa yang dia rasakan selama ini. Pokoknya want to send virtual enfold to them lah.

Untuk bagian Tari-Ari, jangan terlalu mengharapkan deh, nanti narghile jadi kecewa. Soalnya Jingga Untuk Matahari ini lebih menampilkan gimana kelamnya kehidupan mereka, kalian harus baca sendiri supaya tahu siapa yang kumaksud dengan mereka. Bahkan aku sempat mikir, kok bisa dari halaman sekian, cuma dikit bagian Ari-Tari? How? Tapi ya, calm down itu cukup terbayar saat sampai ke halaman terakhir yang mengisyaratkan bahwa cinta segitiga Ari-Tari-Angga kwa seru di buku selanjutnya, yaitu Jingga Untuk Syandakala. Ending-nya JUM ini gantung dan mendebarkan banget.

Overall, menurut saya, Jingga Untuk Matahari ini lebih kepada perkenalan akan sosok Ata tapi tetap saja saya merasa puas dengan buku ini. Dan Esti Kinasih juga sudah mengonfirmasi bahwa Jingga Untuk Matahari memang sebagai prolog untuk buku keempat sekaligus buku terakhirnya nanti, yaitu Jingga Untuk Sandyakala. Saya hanya berharap semoga Seri Jingga ini ditutup dengan happy ending atau apapun itu lah yang penting bisa membuat hatiku tenang saat menutup lembaran terakhirnya. Saya hanya berharap Jingga Untuk Sandyakala segera terbit untuk menghilangkan rasa penasaran saya.

Related